Idul Fitri : Peningkatan Iman, Taqwa Dan Kehidupan Sosial.

Idul Fitri : Peningkatan Iman, Taqwa dan Kehidupan Sosial.

Idul Fitri : Peningkatan Iman, Taqwa dan Kehidupan Sosial.

Ribuan umat Islam melaksanakan ibadah Shalat Idul Fitri 1440 Hijriah di Kampus 1 dan Kampus 2 Universitas Teknologi Yogyakarta, (Rabu 5 Juni 2019). Secara rutin, UTY bekerjasama dengan masyarakat sekitar Kampus 1 dan Kampus 2 UTYmenyelenggarakan Sholat Idul Fitri dan Idul Adha di kampus UTY setiap tahunnya. Adapun Imam dan Khotib pada Sholat Idul Fitri 1440 H, di Kampus 1 UTY Prof. Dr. H. Rochmat Wahab, M.Pd., MA. dari UNY. Sedangkan di Kampus 2 UTY oleh Dr. H. Zainudin, MAg. dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dalam khotbahnya yang berjudul “Dari Fitrah Menuju Ke Kehidupan Yang Diridloi Allah SWT”, Prof. Rochmat Wahab mengatakan “Umat islam yang menunaikan ibadah puasa dan beribadah secara sungguh-sungguh, insyaAllah mendapat pengampunan dari Allah SWT. Sehingga momentum Idul Fitri menjadikan umat islam kembali ke fitrah”. Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa untuk mengisi lembaran putih yang sudah fitrah tersebut, harus ada tekad kuat dalam diri kita, yang diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Agar kefitrahan dan ketaqwaan yang sudah dicapai dapat dijaga eksistensi dan keberlanjutannya. Untuk itu guna mempermudah dalam menjaga ketaqwaan dan meningkatkan amal ibadah perlu dipahami apa itu taqwa dan bagaimana indikator-indikator ketaqwaan.

Prof Rochmat Wahab menyampaikan bahwa untuk mewujudkan ketaqwaan dan mengisi lembaran suci, yang seharusnya dilakukan umat islam adalah memantapkan ibadah berupa ibadah vertikal/hablum minallah, dan memantapkan muamalah horizontal/hablum minannaas, secara ihlas.

Sementara itu, khotbah Dr Zainudin, MAg di Kampus 2 UTY bertajuk “Muslim Paripurna Pasca Ramadhan”. Dalam khotbahnya, Zainudin mengatakan, “jika dalam kehidupan kita pasca ramadhan tidak ada efek yang signifikan dalam peningkatan kehidupan sosial kita sehari-hari yaitukehidupan spiritual, material dan sosial,berarti amaliyah ibadah kita hanya sebatas menggugurkan kewajiban saja.

Menurut Zainudin, peningkatan spiritual ditandai dengan siikap yang selalu merendah, khusyu’, taqarrub, kepada Allah, dan merasa bahwa dihadapan Allah, kita adalah hambah yang lemah. Selain itu, juga berupa perbaikan sikap, ucapan, perilaku dengan sesama, disertai dengan kualitas beribadah, lahiyyah, dan ibadah maliyyah. Peningkatan dari sisi material, ditandai dengan meningkatnya keberkahan hidup duniawi. Bekerja tanpa halangan di saat puasa Ramadhan dapat menginspirasi, untuk bekerja yang lebih baik pasca ramadhan.Untuk memberi semangat kepada umat islam pasca ramadhan, Zainudin mengingatkan dengan do’a yang selalu dibaca Nabi Muhammad SAW, dalam hadis riwayat Imam Muslim, yang diantaranya berisi permohonan perlindungan dari Allah, terhadap sifat lemah (ringkih), malas, bakhil, penyakit tua dan siksa kubur.

Sedangkan peningkatan sosial pasca ramadhan, dimaksudkan agar pasca Ramadhan umat islam dapat memberikan dampak positif kepada kehidupan sosial, yaitu meningkatnya perilaku kesalehan sosial, baik tindakan, ucapan, maupun pikiran. “Saat sekarang ini kita sebagai umat Islam sangat perlu memperkuat hubungan sosial, dengan meningkatkan jalinan ukhuwwah Islamiyyah, ukhuwwah basyariyyah, ukhuwwah insaniyyah, dan ukhuwwah wataniyyah” kata Zainudin. Dengan demikian kita sebagai muslim bisa menjadi tauladan dalam hal persatuan dan persaudaraan dengan sesama manusia. Dengan persaudaraan dan persatuan kehidupan kita sebagai umat beragama menjadi tenang dan tentram, tambahnya.

Usai acara sholat Idul Fitri 1440 H, Rektor UTY Dr. H Bambang Moertono Setiawan, MM., Akt., CA. Ketua Dewan Pembina Yayasan Dharma Bhakti IPTEK, Drs. H. Iskandar Abdurrahman dan beberapa Pimpinan UTY beramah-tamah dengan Prof. Rochmat Wahab di Masjid Jami’ Kampus 1 UTY.

menu
menu