Mahasiswa UTY Teliti Perbandingan Pengolahan IPAL Komunal Berteknologi RBC Dan Non RBC

Mahasiswa UTY Teliti Perbandingan Pengolahan IPAL Komunal Berteknologi RBC Dan Non RBC

Mahasiswa UTY Teliti Perbandingan Pengolahan IPAL Komunal

Berteknologi RBC Dan Non RBC

 

Pemukiman yang padat di perkotaan, terutama yang dihuni oleh masyarakat berpenghasilan rendah, banyak mengalami masalah sanitasi buruk. Salah satu solusi efektif memperbaiki sanitasinya adalah pembangunan sistem IPAL Komunal (Instalasi Pengolahan Air Limbah untuk menampung limbah beberapa rumah tangga). Oleh karena air limbah tersebut banyak mengandung berbagai polutan yang dapat mempengaruhi dan mengganggu keseimbangan ekosistem lingkungan, maka diperlukan teknologi untuk mereduksi parameter pada limbah. Salah satu teknologinya adalah teknologi RBC (Rotating Biological Contactor).

Menyadari arti penting dari permasalahan pengolahan IPAL tersebut mahasiswa Teknik Sipil Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) Fibi Hardiansyah melakukan penelitian bertajuk Analisis Perbandingan Hasil Pengolahan IPAL Komunal Berteknologi RBC dan Non RBC. Studi Kasus pada IPAL Komunal Gambiran dan IPAL Komunal Mendiro Yogyakarta, dengan dosen pembimbing Nanda Melyadi Putri, S.T., M.Eng..

Fibi menyampaikan bahwa perbedaan teknologi yang diterapkan pada IPAL Komunal akan mempengaruhi kandungan BOD, COD, dan TSS pada tampungan inlet tampungan pengisi dan outlet tampungan/lubang limbah keluar, yang berbeda.

Lebih lanjut Fibi menyampaikan bahwa BOD merupakan parameter pengukuran jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bekteri untuk mengurai hampir semua zat organik yang terlarut dan tersuspensi dalam air buangan. COD merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang terdapat dalam limbah cair dengan memanfaatkan oksidator kalium dikromat sebagai sumber oksigen. Sedangkan TSS (Total Susppended Solid) merupakan zat yang tersuspensi, biasanya terdiri dari zat organik dan anorganik yang melayang-layang dalam air. Secara fisika, zat ini menyebabkan kekeruhan pada air.

Fibi menjelaskan bahwa RBC merupakan adaptasi dari proses pengolahan air limbah dengan pembiakan melekat (attached growth). Media yang dipakai adalah piringan tipis berbentuk lingkaran yang dipasang berjajar pada suatu poros baja yang selanjutnya diputar dalam reaktor khusus yang di dalamnya dialirkan air limbah. Prinsip kerja pengolahan air limbah dengan teknologi RBC, yakni air limbah yang mengandung polutan organik dikontakkan dengan lapisan mikro-organisme (microbial film) yang melekat pada media piring pada reaktor kusus. Melalui mekanisme tersebut mikro-organisme yang melekat pada media akan membentuk lapisan biofilm. Mikro-organisme akan menguraikan atau mengambil senyawa organik dan oksigen dalam air limbah untuk kebutuhan metabolismenya sehingga kandungan senyawa organik dalam air akan berkurang.

 

Fibi menyampaikan bahwa penelitiannya dimulai dengan survei ke lokasi. Sedangkan data-datanya diambil dari Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) pengelola IPAL Komunal setempat. Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel air limbah untuk diuji kadar BOD, COD, dan TSS. Pengujian dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. Setelah data hasil didapat dilakukan perhitungan menggunakan rumus efisiensi removal guna mengetahui perbandingan efektivitas penurunan dari masing-masing IPAL. Perhitungan efektivitas teknologi RBC dilakukan pada hasil outlet awal dengan outlet RBC.

 

Adapun hasil perhitungan kadar parameter BOD IPAL Gambiran menunjukkan nilai efektivitas sebesar 24,01% sedangkan pada IPAL Mendiro sebesar 70,72% pada outlet awal dan 95,85% pada outlet akhir. Efektivitas penurunan COD pada IPAL Gambiran menghasilkan 45% dari sampel outlet sedangkan IPAL Mendiro sebesar 78,33% pada outlet awal dan 85,83% pada outlet akhir. Nilai kadar TSS pada IPAL Gambiran memiliki nilai sebesar 40%. Sedangkan pada IPAL Mendiro terjadi penurunan yang sangat memuaskan sebesar 94,37% pada outlet awal dan 98,12%  pada outlet akhir. Peran teknologi RBC sangat berpengaruh. Teknologi RBC dapat menurunkan 85,84% BOD, 34,61% COD, dan 66,66% TSS. Efektivitas RBC dihitung berdasarkan nilai pada outlet awal dengan outlet akhir.

 

menu
menu