Membangun Generasi Milenial Yang Qur’ani Dan Berahlakul Karimah

Membangun Generasi Milenial Yang Qur’ani Dan Berahlakul Karimah

Membangun Generasi Milenial Yang Qur’ani Dan Berahlakul Karimah

Keberhasilan membangun sumber daya manusia yang berpengetahuan sekaligus berahlakul karimah, merupakan tolok ukur keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan di institusi pendidikan, termasuk perguruan tinggi. Untuk itu Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY), memberikan perhatian serius dalam upaya membangun karakter unggul/ahlakul karimah bagi seluruh civitas academika UTY.

Salah satu bentuk upaya tersebut berupa Asistensi Agama Islam (AAI) kepada mahasiswa baru UTY yang beragama Islam. Asistensi selama satu semester ini wajib diikuti oleh mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah Agama Islam.Materi asistensi dibuat sedemikian rupa terintegrasi dengan mata kuliah Agama Islam, berupa materi tuntunan ibadah terutama sholat, pelajaran baca Al Qur’andan materi pendidikan ahlak. Selama mengikuti asistensi agama Islam para mahasiswa baru didampingi oleh mentor-mentorberjumlah 60 orang yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Mahasiswa Islam (IKMI) UTY.

Pembukaan Asistensi Agama Islam bagi Mahasiswa Baru UTY TA 2019/2020 dilakukan di Masjid Kampus 1 UTY pada hari Senin tanggal 7 Oktober 2019, setelah sholat Magrib, dengan pembicara Bapak KH Jazilus Sakhok, PhD, Pengasuh Pondok Pesantren Pandanaran Jl. Kaliurang Ngaglik Sleman Yogyakarta. Adapun tema yang diusung adalah “Membangun Generasi Mileneal yang Qur’ani dan Berahlakul Karimah.”

Dalam ceramahnya, Jazilus Sakhok, menyampaikan bahwa tema Asistensi Agama Islam tersebut sangatlah tepat. Karena orang-orang dengan kriteria qur’ani dan berahlakul karimah, merupakan kelompok orang yang islam yang sempurna di mata Alloh.Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa pembentukan ahlak mulia/ahlakul karimah, dan taat ibadah khususnya bagi generasi muda mempunyai peranan sangat penting dan jangka panjang dalam berkarya nantinya, berkehidupan masyarakat, danbahkan sampai akhirat.

Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan bawa konsep ahlakul karimah dalam islam adalah berada di tengah-tengah. Yakni, ditengah-tengah dalam hal bersikap, berperilaku, berpikiran dan bahkan dalam beragama, jangan sampai ekstrim. Dijelaskannya, di tengah-tengah dalam konteks beragama, yakni diantara orang-orang yang malas beragama dengan orang-orang yang ekstrim dalam beragama, dalam artian merasa dirinya paling sholih.

Untuk itu pula Jazilus Sakhok berpesan untuk berhati-hati dalam belajar memahami agama dan keaktifan kegiatan agama. Jangan sampai terseret ajaran ekstrim yang menjurus pada ajaran yang merasa dirinya atau kelompoknya paling islami. Dan selanjutnya memandang orang/kelompok lain yang berbeda, adalah kelompok yang salah atau tidak islami. Merasa paling benar itu merupakan bibit kesombongan, sedangkan Alloh tidak ridho dengan kesombongan, ungkapnya. Ia menceritakan, Iblis dikeluarkan dari syurga dan nantinya akan menjadi penghuni neraka, dikarenakan kesombongannya. Iblis tidak mau menyembah kepada Nabi Adam yang terbuat dari tanah.

Jazilus Sakhok yang sering menjadi Khotib sholat Jum’at di Masjid UTY menyampaikan bahwa ia meyakini bahwa pembinaan ahlakul karimah di UTY sangatlah baik dan tidak terpapar ke arah ajaran yang memiliki kecenderungan eksklusif dan menyalahkan kelompok lain.

Sementara itu Drs. Rokhmat, MM., Akt Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Alumni dan Komunikasi,dalam sambutannya mewakili Rektor UTY menyampaikan bahwa UTY sangat mendukung kegiatan Asistensi Agama Islam yang telah berjalan selama ini. Rokhmat menyampaikan bahwa UTY sangat konsisten dalam membangun SDM yang berahlakul karimah, melalui program-program pengjian rutin tiap bulan, do’a bersama, dan acara-acara lainnya yang mengarah pada pembentukan karakter unggul.

Dukungan terhadap program asistensi agama Islam tersebut tidak terlepas dari keyakinan bahwa, pembelajaran agama dan ahlak melalui teman seumuran sangatlah efektif.Rokhmat mengingatkan bahwa perkembangan jaman telah menimbulkan permasalahan di kalangan generasi mudaberupa dekadensi moral, baik dalam pergaulan, sopan santun, pakaian, maupun pemahaman keagamaan. Asistensi Agama Islam yang berisi penyampaian materi dasar beragama, yakni sholat, wudlu (bersuci), membaca Al Qur’an dan ahlakul karimah tersebut diharapkan dapat meningkatkan pemahaman nilai-nilai Islam mahasiswa, sertamendorong para mahasiswa lebih rajin beribadah, serta meningkatkan pengamalan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

menu
menu