Perancangan Motif Batik Khas Brontokususman Yogyakarta

Perancangan Motif Batik Khas Brontokususman Yogyakarta

Perancangan Motif Batik Khas Brontokususman Yogyakarta

Perguruan Tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan pengabdian masyarakat sebagai wujud pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.Adapun pengabdian masyarakat yang baik adalah pengabdian pada aspek-aspek yang dibutuhkan masyarakat.Dengan mempertimbangkan bahwa Yogyakarta sebagai kota wisata yang banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai penjuru daerah di Indonesia dan manca negara, serta kota Yogyakarta juga dikenal sebagai kota penghasil batik yang dikenal luas, maka Prodi Perencanaan Wilayah Kota berkolaborasi dengan Prodi Arsitektur Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY), menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan melakukan Pendampingan Perancangan Motif Batik, dengan memilih wilayah di Kota Yogyakarta, ungkap Ratika Tulus Wahyuhana S.T., M.T Ketua program studi Perencanaan Wilayah dan Kota UTY.

Ratika menyampaikan bahwa pendampingan perancangan motif batik diberikan kepada Ibu-ibu yang tergabung dalam Paguyuban Batik Canting Makaryo di Kelurahan Brontokusuman, Kota Yogyakarta. Acara ini dilaksanakan pada tanggal l2 Agustus hingga 3 September 2017. Adapun rangkaian acara pendampingan tersebut, terdiri dari workshop yang diisi bagaimana menentukan menentukan konsep, dan diskusi serta pencerahan tentang penentuan pola, motif dan warna batik. Selain itu kegiatan pendampingan praktik membatik yangdilanjutkan sampai kegiatan pembingkaian motif batik dan pewarnaan motif.

Ratika mengungkapkan para peserta sangat antusias mengikuti acara pendampingan dengan pembuatan batik colet tersebut.Mereka berharap hasil karyanya dapat dijual di pusat-pusat penjualan oleh-oleh yang tersebar di berbagai tempat wisata di Yogyakarta.

Motif batik yang direncanakan pada pendampingan tersebut, berdasarkan ciri khas yang terdapat di Kelurahan Brontokusuman. Setelah melakukan rembug antara masyarakat dan pendamping dari Prodi PWK dan Arsitektur UTY, muncul ide untuk membuat motif batik dengan menggabungkan dua kekhasan yaitu tumpeng robyong dan kali code yang menunjukkan identitas dari kelurahan Brontokusuman.

Dalam perancangan motif batik terdapat motif gunungan tumpeng dengan di atasnya terdapat robyong dari cabe dan telur. Selain gunungan tumpeng dan robyong juga diselipkan motif aliran air yang menandakan aliran sungai code dan juga motif daun ketela.

Batik tradisional motif tumpeng mengandung nilai kearifan lokal yang dilukiskan dalam motif/corak, warna, nama, dan fungsinya. Motif batik tersebut menggambarkan tatanan kehidupan masyarakat yang ideal, jelas Ratika.

menu
menu