Ustad Wijayanto Di UTY : Halal Bi Halal, Ngaku Lepat - Laku Papat
Ustad Wijayanto di UTY :Halal Bi Halal, Ngaku Lepat - Laku Papat
Halal Bi Halal 1440 H ini, Universitas Teknologi Yogyakarta mengundang Ustad Wijayanto sebagai penceramah. Lebih dari 300 orang hadir dalam Halal Bi Halal yang dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Juni 2019, di Masjid Besar Kampus 1 UTY tersebut.Terdiri segenap Jajaran Pengurus Yayasan Dharma Bhakti IPTEK, Rektor dan Jajaran Pejabat Struktural, Dosen, dan Karyawan UTY. Dengan gaya tausiahnya yang khas dari Ustadz Wijayanto, menjadikan acara Halal Bi Halal tersebut terasa khidmat, yang terbalut suasana ceria dan bahagia.
Dalam ceramahnya, Ustad Wijayanto menekankan konsep kecerdasan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.Mengutip sebuah Hadits Nabi Muhammad SAW,ia mengingatkan bahwa orang yang cerdas adalah mereka yang selalu mengingat kematian. Sebab, dengan mengingat kematian, maka seseorang akan selalu berusaha untuk memperbaiki amal perbuatan. “Kematian itu adalah kepastian, jadi bukan soal kapan, melainkan apa yang harus disiapkan,” tutur Ustad yang pernah mengajar di STIE-YO, yang kini kerap mengisi berbagai acara di televisi nasional. Selain itu ia juga menyitir salah satu ayat Al Qur’an di Surat Al Baqoroh yang intinya untuk menyegerakan amal perbuatan baik. Jangan sampai ada niat mau berbuat baik, belum kesampaian, justru ajal sudah mendahuluinya.
Selain itu ia menyampaikan bahwa sepatutnya manusia sadar bahwa apa yang dicintai di dunia, pasti akan berpisah. “Perlu diketahui bahwa amal dan perbuatan apa pun, akan selalu ada pertanggungjawaban di kehidupan mendatang” kata Ustadz Wijayanto. Dengan demikian, maka manusia diharapkan menjadi sosok yang cerdas, yakni yang selalu ingat kepada kematian dan mengikutinya dengan ibadah dan amal kebaikan
Dalam tausyiahnya pula, Ustad Wijayanto juga menegaskan esensi lebaran dalam konsteks pemaknaan dalam budaya Jawa. “Lebaran itu biasanya ada ketupan, yang merupakan singkatan dari ngaku lepat lan laku papat. Ngaku lepat berarti mengakui kesalahan. Sedangkan laku papat yakni melakukan empat tindakan dalam perayaan lebaran. Yakni, lebaranitu sendiri yang bermakna usai. Luberan yang berarti melimpah atau meluberkan maaf. Leburan yang berarti meleburkan kesalahan dan dosa dengan saling maaf meaafkan. Labur yang artinya kapur sebagai simbol zat pemutih yang berarti menjernihkan hati dan menghias diri dengan amal kebaikan serta perilaku yang lebih baik” tutur Ustad Wijayanto.
Dalam sambutannya, Rektor UTY, Dr. Bambang Moertono Setiawan, M.M., C.A., Akt., mengutip sebuah Hadits yang berisi “barang siapa yang berusaha sekuat tenaga memelihara silaturahmi dengan siapa saja, insyaAllah ia akan memperoleh keberkahan usia dan rezeki, serta dicintai oleh Allah SWT. Menurut Bambang Moertono, silaturahmi kini menjadi barang yang semakin langka seiring terus meningkatnya kesibukan manusia di era modern ini. Padahal, menurutnya kebersamaan merupakan kunci agar segala rencana dapat tercapai.Kebersamaan juga akan melahirkan energi, motivasi, dan sinergi yang baik.
Seraya memohon maaf lahir dan batin kepada seluruh keluarga besar UTY di Hari Raya Idul Fitri ini, Bambang Moertono mengajak seluruh keluarga besar UTY untuk terus meningkatkan kebersamaan dan tali silaturahmi, meningkatkan rasa memiliki dan mencintai UTY, serta terus berusaha dan berdo’a agar UTY terus berkembang dan menjadi lebih hebat lagi. “Kampus yang tercinta ini telah memberikan jasa yang besar bagi kita semua”, ungkapnya.
Sementara dalam sambutan oleh Ketua Dewan Pembina YDB IPTEK, Drs. Iskandar Abdurrahman, disampaikan bahwa acara Halal Bi Halal selayaknya digunakan untuk saling memberi dan meminta maaf, mengakrabkan, dan menyatukan semangat untuk dapat bekerja dengan lebih baik lagi.
Acara Halal Bi Halal tersebut diakhiri dengan salin jabat tangan dari seluruhkeluarga besar UTY, sebagai tanda saling maaf memaafkan.