UTY Kembali Gelar International Lecture
UTY Kembali Gelar International Lecture
Bidang Kerjasama dan Hubungan Internasional dan Program Studi Ilmu Hubungan
Internasional, Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY), pada Selasa (21/3) lalu,
sukses menyelenggarakan acara International
Lecture, yang dihadiri oleh pembicara utama, Kudakwashe Chirambwi, Ph.D, dari
National University of Science and Technology Zimbabwe, dengan topik Global Security: Coalitions, Realignment, and Indecision.
Acara ini digelar di Ruang Sidang Lantai 3, Kampus 1 Universitas Teknologi Yogyakarta. Hadir pula dalam acara tersebut, Dekan Fakultas Bisnis dan Humaniora, Dr. R. Yohanes Radjaban, M.Hum, yang ikut menemani berlangsungnya acara.
Kepala Bidang Kerjasama dan Hubungan Internasional (KHI) UTY, Lucitania Rizky, S.IP., MA., menjelaskan bahwa acara ini penting mengingat dunia sedang menghadapi problem dan tantangan baru. Dengan mengikuti acara ini diharapkan dapat memperkaya perspektif tentang kondisi dunia dan keamanan global.
“Dunia saat ini sedang menghadapi tantangan baru, contoh paling nyata adalah bagaimana dunia internasional melihat konflik antara Rusia dan Ukraina. Untuk itu, topik tentang keamanan global menjadi topik yang diperbincangkan di seluruh dunia”, ujar Lucitania dalam sambutannya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Bisnis dan Humaniora, Dr. R. Yohanes Radjaban, M.Hum, yang mendampingi Kudakwashe Chirambwi, Ph.D, dalam sesi diskusi menyampaikan bahwa dunia sedang menghadapi berbagai tantangan, seperti kesehatan, lingkungan, kemiskinan, migrasi dan kedaulatan. Radjaban juga menyampaikan bahwa konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina bisa direfleksikan bahwa dunia sedang mencari tatanan baru.
“Global security menjadi topik hangat yang diperbincangkan, terutama karena konflik Rusia dan Ukraina. Konflik tersebut, terlepas dari siapa pemenangnya, bisa dikatakan akan membawa dunia pada sebuah tatanan baru”, ucap Radjaban dalam sesi diskusi.
Tantangan Global
Pembicara utama acara ini, Kudakwashe Chirambwi, Ph.D, dalam pidatonya menyoroti konflik Rusia dan Ukraina yang merambah dalam berbagai aspek seperti kebutuhan penguatan alutsista militer dan bahkan mengancam ketahanan pangan di negara-negara Afrika. Menurutnya, konflik tersebut tidak bisa dilepaskan dari konflik yang terjadi antara Amerika Serikat dan China, dalam perebutan pengaruh di Laut Cina Selatan dan Taiwan.
“Konflik Rusia dan Ukraina tidak terlepas dari konflik antara Amerika Serikat dan China, sebagai negara dengan superioritas ekonomi paling menonjol di dunia. Apa yang menjadi akar konflik keduanya adalah perebutan pengaruh atas Taiwan dan Laut Cina Selatan”, ujar Kudakwashe Chirambwi.
Kudakwashe Chirambwi juga menyampaikan, bahwa dunia sekarang ini sedang menuju pada perlombaan senjata. Negara-negara Eropa mengalami peningkatan pembelian alutsista militer sebesar 47% di tahun 2022. Jumlah tersebut di prediksi akan mengalami peningkatan di tahun-tahun selanjutnya.
Menurutnya, konflik Rusia dan Ukraina harus diselesaikan dengan jalan diplomatik, untuk itu peran negara-negara non blok, seperti Indonesia sangat penting.
Sementara itu, Ketua Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Teknologi Yogyakarta, Adi Wibawa, S.IP., MA., menyambut baik acara ini. Menurutnya, kita harus peka dengan situasi dunia internasional dan bagaimana negara mengambil sikap atas persoalan yang terjadi. “Acara ini menambah perspektif kita dalam melihat berbagai persoalan global”, ujar Adi.
Secara umum, acara International Lecture kemarin, berlangsung sangat meriah. Ruang sidang terpantau penuh dan mahasiswa terlihat antusias dalam menyampaikan berbagai pertanyaan kepada pemateri.