Bedah Buku Penelitian, Tingkatkan Wawasan Dan Produktivitas Karya Tulis Ilmiah Dosen
Salah satu tanggung jawab utama dosen sebagaimana tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah penelitian. Guna mendorong para dosen untuk lebih produktif dalam meneliti, Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) mengadakan bedah buku berjudul “Metode Penelitian Kuantitatif, Pengembangan Hipotesis dan Pengujiannya Menggunakan SmartPLS”. Acara yang dilaksakan di Kampus 1 UTY pada Jumat 6 Juli 2018 ini menghadirkan pembicara, Ir. P. Insap Santosa, M.Sc., Ph.D. penulis buku tersebut. Selain itu juga menghadirkan pembicara Joko Irawan Mumpuni selaku Direktur Penerbitan Penerbit ANDI Yogyakarta. Kehadiran Joko Irawan, selain membedah dari sisi penulisan versi industri penerbitan, juga dimaksudkan untuk memotivasi para dosen UTY guna mempublikasikan karya-karyanya dalam bentuk buku yang diterbitkan secara luas.
Dr. Arief Hermawan, MT menyampaikan sambutan
Dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset UTY Dr. Arief Hermawan, S.T., M.T menyatakan bahwa acara bedah buku bertujuan untuk meningkatkan wawasan dosen UTY sekaligus memacu produktivitas dosen dalam menghasilkan karya-karya ilmiah berkualitas di bidang penelitian kualitatif dan menghasilkan karya tulis ilmiah dalam bentuk buku. “Setiap dosen perlu untuk mempelajari format baku penulisan buku ilmiah sehingga karya tulis yang dihasilkan tidak hanya bermanfaat bagi dirinya, akan tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat luas” kata Arief Hermawan. Dengan menulis buku maka akan memberi manfaat secara pribadi bagi penulis, sekaligus dapat memaksimalkan manfaat ilmunya bagi masyarakat luas, jelasnya.
Sementara itu, Rianto S.Kom., M. Eng, yang bertindak selaku moderator acara tersebut menambahkan bahwa dosen perlu mempelajari teknik dasar penulisan sekaligus memahami persyaratan penerbitan buku, langsung dari penerbitnya.
Ir. P. Insap Santosa, M.Sc., PhD membedah buku Metode Penelitian Kuantitatif, yang ditulisnya
Pada sesi pertama Insap Santosa selaku penulis buku tersebut membahas mengenai isi dari buku dari masing-masing bab. Diantaranya, membahas langkah-langkah operasional softwareSmartPLS untuk membantu pengolahan data penelitian kuantitatif. Insap Santosa menyampaikan bahwa penulisan buku ini berangkat dari keprihatinannya terhadap kemampuan mahasiswa-mahasiswa bimbingannya dalam menulis tesis maupun disertasi. “Masih banyak mahasiswa yang tidak bisa membedakan konsep-konsep pada tahap awal penulisan proposal penelitian. Selain itu, rata-rata mahasiswa pascasarjana tidak mampu membedakan konsep-konsep pada langkah-langkah awal proposal penelitian,” ungkapnya. Dalam pembahasannya, Insap Santosa menjelaskan langkah-langkah penggunaan SmartPLS yang merupakan salah satu software yang dapat digunakan untuk membantu peneliti dalam mengolah data kuantitatif sehingga mempermudah para peneliti untuk menganalisis data yang sudah dikumpulkan
Pada sesi kedua Joko Irawan membahas mengenai trik agar sebuah naskah dapat diterima oleh penerbit. Joko menyebutkan bahwa sebagian penulis pemula terlalu memfokuskan diri kepada editorial naskah, padahal editorial naskah hanya 10% dari keseluruhan pertimbangan untuk penerbitan sebuah naskah. Padahal sebenarnya penerbit lebih berfokus terhadap potensi pasar dari sebuah buku. Menurutnya, yang paling diharapkan dari sisi penerbit buku adalah buku yang memilikilife cycle panjang dan memiliki pangsa pasar yang luas. Ia mencontohkan buku-buku keilmuan dasar seperti Fisikar Dasar, Matematika Dasar, Dasar-dasar Akuntansi dan sejenisnya selalu dibutuhkan oleh banyak mahasiswa pada awal semester awal setiap tahun ajaran. Sebaliknya ia juga menyampaikan tipe pasar yang pangsa pasarnya luas tetapi life cycle sangat pendek, dengan menggambarkan kasus “mukidi” dan “akik” yang beberapa waktu lalu sangat populer, tetapi sekarang dan selanjutnya tidak lagi populer. Kepada para pemula ia mengatakan “jangan takut menulis, dan tidak usah terlalu idealis dalam menulis”. Untuk itu Joko menyarankan kepada dosen-dosen yang akan mengirimkan naskah kepada penerbit untuk tidak hanya memperhatikan kualitas konten keilmuwan dalam naskah yang ditulis, tetapi juga bagaimana mengemasnya dalam gaya penulisan yang disukai oleh pasar, serta diberi judul yang menarik pula. Dengan demikian, ia meyakini para penerbit akan tertarik untuk menerbitkannya, tambahnya.