Indonesia Masih Kekurangan SDM Cyber Security

Indonesia Masih Kekurangan SDM Cyber Security

Bertempat di Kampus 1 Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) Kamis 1 Maret 2018, telah diselenggarakan Audisi pemilihan 100 mahasiswa calon SDM Cyber Security. Acara audisi yang bertajuk “Born To Protect – Security Challenge Indonesia” tersebut terselenggara atas kerjasama antara UTY dengan Kementerian KOMINFO RI, PT Xynexis dan beberapa pihak lainnya. Pada acara tersebut juga dilakukan penandatanganan MoU antara UTY dengan PT. Xynexis International yang dilakukan oleh Rektor UTY Dr. Bambang Moertono Setiawan, MM., Ak., CA dan Eva Noor, CEO PT Xynexis International, disaksikan oleh Ir. Aidil Chendramata, MM. Direktur Keamanan Informasi Kementerian KOMINFO RI.

Rektor UTY Dr. Bambang Moertono Setiawan, MM., Akt., CA memberikan sambutan

Dalam sambutan pembukaannya, Dr. Bambang Moertono menyampaikan bahwa kini Indonesia memerlukan banyak SDM cyber security. Karena, dalam era revolusi industri 4.0 ini pertumbuhan teknologi digital begitu pesat dan telah merubah perilaku manusia. Di satu sisi teknologi digital telah memberikan manfaat bagi banyak pihak baik pemerintahan, perusahaan, institusi maupun masyarakat. Namun di sisi lain telah memunculkan serangan-serangan di dunia maya, yang bisa mengakibatkan kerugian ekonomi, dan menimbulkan permasalahan sosial. Bahkan bisa memberi ancaman bagi keamanan negara. Untuk itu ia mengucapkan terima kasih telah digandeng Kementerian KOMINFO RI untuk bersama-sama ikut berperan dalam menyiapkan tenaga-tenaga cyber security guna membangun bangsa dan menjaga keutuhan NKRI.

Mengugtip istilah Unicorn yang dipopulerkan oleh Aileen Lee – seorang wanita keturunan China pendiri Cowboy Ventures, yang menyebutkan bahwa Unicorn merupakan perusahaan rintisan yang nilainya (valuasi) lebih dari US $ 1 miliar, Bambang Moertono menyampaikan bahwa di bidang bisnis kemajuan teknologi digital telah melahirkan unicorn-unicorn raksasa dunia. Unicorn tersebut juga telah hadir di Indonesia, diantaranya Gojek, Traveloka, dan Tokopedia. Iapun terus berupaya mendorong mahasiswa untuk dapat menangkap peluang-peluang dengan semakin majunya teknologi digital, diantaranya dengan menggeluti start-up business.

Ir. Aidil Chendramata, MM. Direktur Keamanan Informasi Kementerian KOMINFO RI memberikan sambutan

Sementara itu, Ir Aidil menyampaikan bahwa tahun 2017 lalu pengguna internet Indonesia meningkat 20% dari tahun sebelumnya, dengan jumlah mencapai 130 juta orang. Meskipun jumlah peningkatan tersebut termasuk tinggi, namun jumlah ancaman dunia cyber yang masuk ke Indonesia jauh lebih besar, yakni meningkat 50%. Pada tahun 2017 jumlah serangan dari luar Indonesia mencapai 135 juta serangan, yang mengarah pada infrastruktur penting, termasuk IP Adress di internet, wifi, dan software.

Menurut Aidil saat ini Indonesia masih kekurangan SDM handal yang mampu menangkal dan mengatasi serangan-serangan cyber yang semakin canggih. Kegiatan pencarian bakat di bidang IT Security seperti Born To Protect kali ini, sangat dibutuhkan untuk mendukung transformasi digitalisasi di Indonesia, khususnya pengamanan sistem dan infrastruktur teknologi informasi. Ia mengharapkan, dari kegiatan Born to Protect tersebut bisa memunculkan putra-putri terbaik Indonesia di bidang cyber security, yang selanjutnya dapat dibina agar suatu hari kelak dapat menjadi SDM yang tangguh untuk menghadapi berbagai serangan cyber. Selain itu juga mampu terjun langsung mendukung industri-industri ekonomi dalam upaya transformasi digital.


Eva Noor CEO PT Xynexis menyampaikan materi jelang Audisi di UTY

Sedangkan Eva Noor mengatakan bahwa dunia industri, perbankan, telekomunikasi, instansi pemerintahan, dan institusi swasta hampir seluruh negara di dunia telah memakai teknologi digital dan memerlukan tenaga cyber security. Sebuah survey menunjukkan bahwa dunia kini butuh 15 juta tenaga expertis untuk cyber security, ungkap Eva Noor. Menurutnya kekurangan tenaga expert cyber security tersebut juga melanda Indonesia. Sehingga berpotensi menimbulkan masalah dalam industri strategis, pertahanan, bisnis dan bahkan kesatuan bangsa. Ia menyampaikan bahwa unsur SDM paling berperan dalam dalam mengatasi berbagai macam masalah IT. Untuk itu ia sangat concern untuk ikut mempersiapkan SDM IT agar tidak terjadi ketimpangan, dengan pesatnya perkembangan dan kemajuan teknologi. Diantaranya dengan audisi yang dilakukan kali ini. Ia mengajak para mahasiswa bisa menjadi gladiator-gladiator tangguh yang siap bertarung melawan serangan-serangan cyber yang terus meningkat.

Usai acara pembukaan, para mahasiswa yang sudah terdaftar langsung mengikuti audisi di Ruang Sidang Lantai 3 Kampus 1 UTY. Sedangkan para Dosen yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta mengikuti workshop Cyber Security di lantai 1 Kampus 1 UTY, dengan pemateri Intan Rahayu, Kasubdit Budaya Keamanan Informasi Kementerian KOMINFO RI.

menu
menu