​ Mahasiswa UTY Sulap Limbah Bunga Pinus Jadi Handicraft Bernilai Ekonomi

​ Mahasiswa UTY Sulap Limbah Bunga Pinus Jadi Handicraft Bernilai Ekonomi

Bagi kebanyakan orang, limbah bunga pohon pinus hanya dibiarkan begitu saja dan menjadi limbah lingkungan. Namun, ditangan sekelompok mahasiswa Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY), limbah bunga pohon pinus diolah menjadi aneka produk handicraft bernilai seni dan ekonomis yang tinggi.

Salah satu produk karya masyarakat Mangunan, hasil bimbingan mahasiswa UTY

Produk handicraft ini berupa gantungan kunci, hiasan dinding (art wall pinecone), hiasan kamar (sunrise pinecone), hiasan pintu (welcome pinecone), serta berbagai produk handicraft lainnya. Produk handicraft ini dikembangkan oleh 5 mahasiswa dari Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Mereka adalah Mita Puji Astuti sebagai ketua kelompok, Shafira Khoirotun Nisa, Vina Serila, Ratna Fitriyani, Fajrul Falah serta Puji Utomo, S.T., M.Eng. selaku dosen pendamping.

Ide pengolahan limbah bunga pinus bermula dari keprihatinan mahasiswa mengenai permasalahan yang terjadi di Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, DIY. Daerah ini memiliki banyak potensi daerah wisata, salah satunya yang menjadi icon-nya adalah hutan pinus. Hampir sebagian besar pohon pinus mendominasi hutan di Desa Mangunan, akan tetapi limbah bunga pinus ini belum dimanfaatkan secara optimal karena hanya dibiarkan menumpuk menjadi sampah lalu dibakar.

Berawal dari kenyataan itu, para mahasiswa UTY bergerak memberikan pendampingan kepada warga dalam mengolah limbah bunga pinus. Total peserta sekitar 30 orang, yang berasal dari 15 warga masyarakat Dusun Mangunan dan 15 orang lainnya merupakan pengelola Wisata Mangunan. Para mahasiswa UTY memberikan bimbingan dan pelatihan pengolahan limbah bunga pinus menjadi aneka handicraft dalam kegiatan Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) dengan judul “Mangunan Poenya Pine Cone”.

Kegiatan PKM yang berlangsung selama 5 bulan (April hingga Agustus 2018) ini merupakan upaya untuk mengatasi permasalahan sampah limbah bunga pinus dengan cara menciptakan produk cinderamata khas wisata di Desa Mangunan. Kemudian menciptakan usaha mandiri bagi masyarakat Desa Mangunan untuk meningkatkan perekonomian mereka,” ungkap Mita Puji Astuti selaku Ketua PKM Mangunan Poenya Pine Cone.

Program ini memiliki empat kegiatan utama. Pertama, brainstroming kepada masyarakat Desa Mangunan bahwa ada potensi limbah bunga pinus yang belum dimanfaatkan. Kedua, pelatihan pembuatan aneka produk handicraft dari limbah bunga pinus. Ketiga, pelatihan pemasaran secara offline dan online. Keempat, pembentukan kelembagaan berupa Usaha Kecil Menengah yang dikelola oleh masyarakat. Selanjutnya, dilakukan pendampingan kerjasama dengan dinas-dinas terkait, serta dilatih cara pembukuan yang tepat dan efisien dalam pengelolaan usaha produk handicraft.

Ibu-ibu Desa Mangunan antusias mengikuti pelatihan membuat handicraft dari Mahasiswa UTY

Antusias peserta sangat tingi, seperti yang isampaikan oleh Arni selaku peserta “Acaranya bagus, kebetulan saya sebelumnya sehari-hari hanya mengantar jemput anak ke sekolah. Jadi nggak ada kegiatan yang bener-bener produktif. Alhamdulillah dengan adanya kegiatan ini dapat mengisi waktu luang saya. Harapan saya kegiatan ini dapat berlanjut sehingga dapat membantu pemasukan bagi Ibu-Ibu”.

Ditemui secara terpisah Puji Utomo, selaku Pembimbing mahasiswa PKM mengungkapkan apresiasinya kepada para mahasiswa yang sudah berjuang dan berupaya dalam melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat ini. “Saya berharap akan lebih banyak mahasiswa UTY yang terlibat dalam kegiatan seperti ini. Karena mahasiswa tidak hanya berkesempatan berkompetisi dengan perguruan tinggi lain. Tetapi kegiatan ini dapat melatih mahasiswa untuk bersosialisasi, berinteraksi dengan masyarakat, memulai perubahan untuk mengatasi permasalahan di masyarakat” pungkasnya.

Sementara itu Joko Sutopo, ST., MT, selaku Kepala Bagian Creativity, Entrepreneurship & Leadership UTY menyampaikan bahwa UTY sangat mendukung terhadap pengembangan kreatifitas mahasiswa. Menurutnya kemampuan mahasiswa dalam menangkap ide-ide kreatif di lingkungan sekitar dapat memberi manfaat baik bagi dirinya maupun masyarakat. Menurut Joko Sutopo, ide mahasiswa UTY untuk mengolah limbah bunga pinus di Mangunan tersebut merupakan ide dan gagasan yang memiliki prospek besar, mengingat, begitu banyaknya pengunjung wisata di hutan pinus Mangunan yang berasal dari berbagai daerah termasuk banyak yang berasal dari Luar Jawa.

menu
menu