Suarakan Urgensi Komunikasi Lintas Budaya Melalui Film Pendek
Dalam upaya menciptakan komunikasi lintas budaya yang efektif, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) memproduksi film pendek. Dua film pendek berjudul Renjana dan Paradisiaca yang merupakan film hasil pengerjaan tugas dalam mata kuliah Komunikasi Lintas Budaya tersebut, berhasil terpilih ditayangkan dalam progam acara Sosialika TVRI Yogyakarta. Atas keberhasilan tersebut, mahasiswa dan dosen pembimbing produksi diundang ke Stasiun TVRI Yogyakarta untuk sesi wawancara terkait film tersebut (27/3)
Film berjudul Renjana, karya Andika Bagus, M. Choirun Nashirin Isnant dan Rizki Agung dibimbing Debby Dwi Elsha, S.I.Kom., M.A. Andhika menuturkan bahwa Renjana mengisahkan upaya generasi muda untuk melestarikan tarian daerah dengan cara mempelajarinya. Dalam film ini, Andhika dan kawan-kawan mengambil lokasi-lokasi yang menampilkan keindahan alam lokal dan lokasi budaya Keraton Yogyakarta. Dalam proses pembuatan sekitar 1 bulan yang dilakukan di sela-sela kesibukan kuliah, kelompok yang terdiri dari 9 mahasiswa ini mampu menyajikan gambar-gambar yang menarik dan menggugah semangat generasi muda untuk turut mempelajari tarian daerah. Setidaknya, dengan menikmati sajian wisata yang ditersedia bagi masyarakat umum.
“Kami mengamati bahwa kebudayaan lokal asli Indonesia semakin dilupakan oleh generasi milenial. Banyak kebudayaan dari luar yang lebih digemari oleh teman-teman seusia. Oleh karena itu, kami ingin membuat generasi milenial mengingat kembali bahwa Indonesia pun kaya akan budaya. Di Jogja pun kita bisa menikmati keindahan budaya dengan mudah,” ungkap Andika yang berperan sebagai penulis naskah dan sutradara. “Budaya harus terus dilestarikan dengan cara dipelajari dan dibagikan. Semakin banyak yang mempelajari budaya, maka komunikasi lintas budaya akan berjalan dengan lancar karena berbagai pihak mampu untuk saling memahami,” tambah Choirun Isnant.
Sedangkan film berjudul Paradisiaca yang mengangkat tema mengenai prasangka terhadap individu dari kebudayaan yang berbeda, yang menghambat komunikasi lintas budaya. Film tersebut merupakan karya Sastyka Salsabilla, Nofa Khassanatun dan Helmi Ikhsan dibimbing oleh Kaprodi Ilmu Komunikasi UTY Andri Prasetyo Yuwono, S.Sos., M.I.Kom. “Paradisiaca mengisahkan adanya prasangka terhadap kelompok pertemanan berbeda budaya. Terinspirasi dari pengalaman kami sebagai anak rantau yang merasakan proses beradaptasi di lingkungan baru,” jelas Nofa Khassanatun yang menyumbangkan ide ceritanya. Proses produksi film berjalan dengan lancar dengan pembagian tugas dan pengerjaan tugas yang kompak.
Andri Yuwono menyampaikan bahwa pemahaman komunikasi lintas budaya diharapkan dapat menumbuhkan kepekaan sosial budaya mahasiswa. Sehingga mampu berpikir kritis menanggapi kondisi sosial. Dengan memberikan pengarahan dan memfasilitasi ide-ide kreatif, meskipun masih duduk di semester 1, namun terbukti mampu menciptakan film yang sarat akan makna serta kualitas teknis yang mumpuni. “Dukungan dari kampus akan terus diberikan kepada mahasiswa untuk menyalurkan ide-ide kreatif.
Dengan bimbingan dan konsistensi, kami optimis mahasiswa bisa menciptakan film yang terus meningkat menjadi semakin baik dan siap terjun ke industri film,” tegas Andri Prasetyo Yuwono.