Teknik Sipil UTY Gelar Acara Civil Public Discussion “Pro Dan Kontra Pembangunan IKN”
Teknik Sipil UTY Gelar Acara Civil Public Discussion “Pro dan Kontra Pembangunan IKN”
Dalam rangka
kegiatan Civil Festival 2024, Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HMTS)
Universitas Teknologi Yogyakarta diketahui telah menyelenggarakan kegiatan Civil
Public Discussion, yang digelar di Hall Seminar Kantor Grhatama Pustaka,
Jl. Janti, Banguntapan, Bantul, D.I.Yogyakarta, pada Sabtu kemarin (13/7).
Acara ini mengundang berbagai narasumber, untuk mendiskusikan perlu atau tidaknya pemindahan Ibu Kota Negara, yang saat ini sedang hangat diperbincangkan di media massa. Dalam acara ini, narasumber akan dibagi dalam dua kubu, yakni kubu pro dan kubu kontra. Dengan dipandu seorang moderator yaitu Dr. Ir Edy Sriyono, MT (Dosen Prodi Teknik Sipil UTY), diskusi ini mengeksplorasi penting atau tidaknya pemindahan ibu kota negara ke Penajam, Paser Utara, Kalimantan Timur.
Hadir dalam acara ini, Ketua Program Studi Teknik Sipil Program Sarjana UTY, Ir. Adwiyah Asyifa, S.T., M.Eng., yang memberikan sambutan dan mengapresiasi terselenggaranya acara ini. Menurutnya acara ini penting untuk menghadirkan perspektif kritis kepada publik terkait fenomena yang sedang hangat.
“Saya mengapresiasi terselenggaranya acara ini, dan acara ini penting bagi publik untuk memberikan edukasi, wawasan, dan perspektif kritis atas fenomena yang sedang hangat. Harapan saya, meskipun nanti dalam diskusi akan terjadi perbedaan pendapat, perbedaan itu tidak akan membuat kita saling membenci, tapi justru meningkatkan kecintaan kita pada negara ini”, ungkap Adwiyah.
Dalam diskusi yang berlangsung meriah kemarin, terdapat perbedaan pendapat antar narasumber. Misalnya dari kubu pro, berpendapat bahwa pemindahan ibu kota penting untuk meningkatkan pemerataan pembangunan.
“Pembangunan IKN, penting untuk pemerataan ekonomi, agar perekonomian tidak melulu terpusat di Jawa, untuk itu kita harus mendukung pembangunan yang ada di luar pulau Jawa”, ungkap Dr. Novi Andhi Setyo Purwono, S.T., M.T., sebagai salah satu anggota kubu pro pemindahan ibu kota.
Sementara dari kubu kontra, berpendapat bahwa pembangunan Ibu Kota Negara baru, justru membuat keuangan negara semakin terbebani.
“Ditengah perekonomian kita yang sudah sulit, pembangunan Ibu Kota Negara baru justru akan sangat membebani perekonomian kita. Jadi jangan mengorbankan hal yang sangat fundamental yaitu kondisi ekonomi”, ungkap Muhammad Ridho Iswardhana, S.IP., M.A., sebagai anggota kubu kontra, dan sekaligus merupakan dosen dari Prodi Ilmu Hubungan Internasional UTY.
Secara umum, diskusi kemarin berlangsung meriah. Diskusi juga disaksikan oleh mahasiswa UTY dan masyarakat umum yang berkunjung ke Perpustakaan Grhatama Pustaka.