UTY Dorong Percepatan Karir Dosen
Dalam rangka mengupayakan dan mendorong percepatan karir, berupa kenaikan jabatan tenaga pendidik di lingkungan Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY), pada hari Sabtu 6 Oktober 2018, UTY menyelenggarakan acara Bimbingan Teknis bertajuk “Pengembangan dan Percepatan Karir Tenaga Pendidik dalam Rangka Menghadapi Revolusi Industri 4.0”. Kegiatan yang dimaksudkan untuk memberikan edukasi tentang sistem penilaian angka kredit serta kiat-kiat untuk berkontribusi positif dengan kenaikan jabatan yang lebih cepat tersebut, diisi oleh narasumber langsung dari Tim Penetapan Angka Kredit (PAK)Kemristek Dikti, yakni Mochamad Panji Pujasakti, MT. dan Prof. Dr. Sutikno, ST., MT.
Rektor UTY Dr. Bambang Moertono Setiawan, MM., Akt., CA memberikan sambutan
Dalam sambutannya Rektor UTY Dr. Bambang Moertono Setiawan, MM., Akt., CA menyampaikan bahwa kesuksesan karir dosen ditandai oleh dua hal, yaitu dari sisi pendidikan bisa mencapai S3/Doktor, dan dari sisi kepangkatan bisa mencapai Profesor. Untuk itu ia mengajak semua dosen UTY untuk memiliki mimpi agar keduanya bisa tergapai. Menurut Bambang Moertono, jabatan fungsional dosen pada dasarnya merupakan pengakuan, penghargaan dan kepercayaan atas kompetensi, kinerja, integritas dan tanggung jawab pada pelaksanaan tugas dalam melaksanakan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi. Untuk itu UTY menyelenggarakan acara ini, guna mendukung para dosen untuk meningkatkan jabatan akademiknya. Namun demikian ia tetap mengingatkan kepada para dosen untuk bisa menerapkan filosofi “padi”. Yakni semakin berisi semakin menunduk. Hal tersebut juga berarti tidak boleh sombong, meski telah mencapai pendidikan atau jabatan akademik tinggi. Ia juga menyampaikan bahwa dalam karir jabatan manajemen/struktural, jabatan akademik dan pendidikan tertinggi tidak secara otomatis akan menjabat. Karena dalam pengelolaan manajemen perguruan tinggi diperlukan SDM yang profesional dan memiliki komitmen yang tinggi, ungkapnya.
Dalam paparannya, Panji Pujasakti menyampaikan bahwa setiap tahun Kemristek Dikti menerima banyak pengajuan kenaikan jabatan, baik Lektor Kepala maupun Guru Besar. Dari jumlah yang masuk tersebut sekitar 50 persen diantaranya ditolak karena kurang memenuhi persyaratan. Adapun persyaratan yang paling sering menjadi penghambat adalah penulisan artikel di jurnal ilmiah bereputasi internasional. Untuk itu, ia menyarankan kepada para dosen untuk berupaya agar dapat menghasilkan karya ilmiah yang bisa memenuhi kualifikasi untuk dimuat di jurnal ilmiah internasional. Dalam kesempatan itu, ia berpesan agar berhati-hati dalam memilih jurnal. Telah banyak kasus dosen yang terpaksa gagal naik jabatan karena artikelnya masuk di jurnal abal-abal/predator. Bahkan ada jurnal yang saat artikel tersebut dimuat termasuk jurnal yang terindeks scopus, namun selanjutnya jurnal tidak berkelanjutan, sehingga saat artikel yang diajukan dari jurnal tersebut tidak diakui karena sudah tidak terindeks lagi. Ada juga kasus jurnal ilmiah bidang teknik, namun para editornya berlatar belakang ilmu ekonomi, serta mereka masih lulusan S1 saja, tambahnya. Selain masalah pemilihan jurnal, Panji Pujasakti juga menyampaikan beberapa kendala dalam mengurus kenaikan jabatan khususnya pada guru besar. Yakni studi lanjut S3-nya pada prodi yang tidak linear, atau penelitian yang tidak nyambung pada bidang keilmuan prodinya.
Sementara itu Prof Sutikno, memaparkan materi bagaimana tips memilih jurnal ilmiah bereputasi internasional. “Jangan sampai sudah susah-susah meneliti dan membuat artikel serta membayar mahal, ternyata menjadi korban predator jurnal abal-abal” kata Prof. Sutikno. Ia menyarankan para dosen untuk lebih produktif dalam meneliti. Produktifitas dalam menliti tentunya akan meningkatkan produktifitas tulisan di jurnal ilmiah. “Saat ini plagiarisme dapat dengan mudah dideteksi, untuk itu hindari sejauh mungkin plagiat dari tulisan orang lain”, tuturnya. Adapun hal yang perlu diperhatikan dari sebuah jurnal, untuk memastikan reputasinya, diantaranya adalah penerbitnya, reviewer dan penyuntingnya, indexing, konsistensi terbitannya, tampilan desain cover, dan lay out artikelnya.
Lebih lanjut, Prof Sutikno mencontohkan perusahaan-perusahaan penerbitan yang crediblediantaranya Springer, Willey, Nature Publishing Group, dan sejenisnya. Adapun penerbit dari Universitas yang selama ini sangat credible diantaranya, Oxford Publishing, Cambridge Publishing, Harvard publishing, dan sejenisnya. Penerbitan-penerbitan semacam ini diyakini dan sudah teruji konsistensinya dalam menerbitkan jurnal baik dari periode terbitnya maupun kualitas isinya. Dari sisi reviewer, reputasi akademik dari para reviewer dalam bidang penulisan karya ilmiah internasional juga sangat menentukan kredibilitas suatu jurnal. Sedangkan desain cover dan lay out isi juga dapat digunakan sebagai indikasi credible tidaknya sebuah jurnal. Jurnal yang bereputasi pada umumnya memiliki desain yang menarik dan lay out yang tertata rapi dan menarik. Sedangkan dari sisi lain, ia menyampaikan bahwa salahsatu indikator jurnal merupakan predator, diantaranya merupakan pengindeks jurnal gurem, dan berbayar tinggi, tambah Prof Sutikno.