UKM Kelompok Studi Pasar Modal UTY Sukses Selenggarakan Seminar Nasional “Impact Of Carbon Exchange On Global Capital”

UKM Kelompok Studi Pasar Modal UTY Sukses Selenggarakan Seminar Nasional “Impact of Carbon Exchange on Global Capital”

UKM Kelompok Studi Pasar Modal UTY Sukses Selenggarakan Seminar Nasional “Impact of Carbon Exchange on Global Capital

 

UKM Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM), Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY), kemarin (5/2) sukses menyelenggarakan Seminar Nasional “Impact of Carbon Exchange on Global Capital Market”. Seminar Nasional yang digelar di Ruang Sidang Lantai 3, Universitas Teknologi Yogyakarta ini, menghadirkan tiga narasumber yaitu Wahyudi Ali Adam, S.E., CFE., Pengawas Direktorat Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan; Puspita Pratiwi, S.E., M.S.N., CFP., CSA., Senior Analyst Pengembangan Carbon Trading dan Inisiatif Baru, Bursa Efek Indonesia; Yahuda Nawa Yanukrisna, Branch Manager BRI dan Danareksa Sekuritas Joglosemar. Acara ini dimoderatori oleh Dra. Fran Sayekti, MBA., Akt., CA., yang merupakan Dosen dari Prodi Akuntansi Universitas Teknologi Yogyakarta.

 

Hadir dalam kegiatan ini, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UTY, Dr. Eko Setyo Humanika, M.Hum., yang dalam sambutannya mengapresiasi acara yang sudah digelar oleh KSPM UTY, ia juga berharap agar acara ini nantinya bisa berkontribusi dalam perkembangan bursa karbon yang baru diinisiasi di Indonesia.

 

“Kami senang sekali karena telah hadir di tengah-tengah kita, tiga unsur yang sangat berkontribusi dalam perkembangan bursa karbon. Pertama, OJK sebagai pembuat regulasi di bidang carbon exchange, kemudian BEI sebagai penyelenggara bursa karbon, dan juga dari BRI sebagai lembaga yang memiliki pengalaman luas dalam bidang pasar modal. Kami harap nantinya diskusi ini akan semakin hidup dan berlangsung secara komprehensif”, ungkap Eko dalam sambutannya. 

 

Sambutan juga diberikan oleh Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta, Irfan Noor Riza. Dalam sambutannya, Irfan menyampaikan bahwa ia sangat senang bisa hadir dalam acara ini, dan disampaikan pula bahwa BEI sudah mempunyai Galeri Investasi di UTY dan diharapkan menjadi pusat literasi keuangan terpadu.

 

“Tentu kami dari Bursa Efek Indonesia, sangat senang dan bahagia sekali atas terselenggaranya acara ini. Kebetulan kami juga sudah bekerja sama dengan UTY, sehingga kami mempunyai Galeri Investasi di UTY, yang diharapkan menjadi pusat literasi keuangan terpadu dan diharapkan bisa menjadi inkubator bagi UMKM di Universitas Teknologi Yogyakarta”, ungkap Irfan dalam sambutannya.

 

Sementara itu, dalam acara inti, Wahyudi Ali Adam selaku salah narasumber, menyampaikan materi terkait regulasi dan mekanisme perdagangan karbon melalui bursa karbon. Wahyudi menyampaikan bahwa regulasi perdagangan karbon diatur dalam POJK No.14 tahun 2023, dan pemerintah saat ini mempunyai lima sektor emisi prioritas di antaranya: energi, limbah, industri dan pengolahan, pertanian, dan kehutanan, yang ditargetkan emisinya akan berkurang sebesar 31,89 % dengan usaha mandiri dan berkurang sebesar 43,20 % dengan bantuan internasional pada tahun 2030.

 

Materi dilanjutkan oleh Puspita Pratiwi dari BEI (Bursa Efek Indonesia) yang menyampaikan bahwa per hari itu, IDXCarbon mencatatkan perdagangan sebanyak 459.953 unit karbon dan sudah dilakukan 27 transaksi. Ia juga mengajak peserta yang hadir untuk ikut serta dalam mempercepat Net Zero Emmision Indonesia.

 

“Hari ini ketika materi saya sampaikan, IDXCarbon sudah mencatatkan perdagangan sebanyak 459.953 unit Karbon, dan 27 Transaksi. Untuk itu, saya mengajak Anda semua untuk ikut berkontribusi dalam perdagangan karbon dan menjadi bagian untuk mempercepat Net Zero Emmision”, ungkap Puspita.

 

Sementara itu, pemateri terakhir, Yahuda Nawa Yanukrisna, dalam materinya menyampaikan lantas apa yang bisa kita lakukan sebagai pembeli kredit karbon. Pembeli kredit karbon bisa mendapat keuntungan modal jika mereka menjual unit karbon, akan tetapi investor hanya dapat menjualnya di Pasar Reguler atau Negosiasi.

 

“Jadi apa yang bisa dilakukan sebagai pembeli kredit karbon. Sebenarnya Anda bisa menjual unit karbon, tetapi Anda hanya bisa menjualnya di pasar reguler dan negosiasi”, ungkap Yahuda.

 

Secara umum, acara kemarin berlangsung semarak dan meriah. Dalam pantauan kami, lebih dari 220 peserta hadir di Ruang Sidang lantai 3, UTY. Terdapat juga peserta yang mengikuti seminar ini secara online (via Zoom), yang jumlahnya juga melebihi 230 peserta, dan para peserta ini tersebar dari seluruh Indonesia. Materi yang disampaikan oleh pemateri juga ditanggapi oleh antusias oleh peserta, baik yang datang secara online maupun offline.

menu
menu